Pendahuluan
Latar belakang
Semasa sekolah dulu, pada mata pelajaran kimia pernah aku
membaca bahwa keasaman suatu zat dapat diukur dengan indikator asam basa, untuk
kapasitas laboratorium kita dapat menjumpai alat bernama pH meter (system
digital, hasil yang muncul berupa angka-angka) atau pun juga kertas lakmus
(warna yang terbentuk pada kertas dicocokan dengan pedoman yang sudah tertera
pada kotak penyimpanan kertas tersebut), namun kedua alat tersebut memiliki
harga yang cukup mahal, sementara untuk pengukuran yang bersifat sederhana (jika
kita hanya ingin mengetahui zat tersebut berada pada kondisi asam atau basa
saja tanpa memperhitungkan nilainya) kita dapat menggunakan beberapa tumbuhan
yang dapat dijadikan indicator.
Ubi jalar ungu/ ubi ungu (purple sweet potato)merupakan
salah satu jenis tamanan yang sering diolah menjadi panganan tradisional, baik
itu direbus goreng, bakar atau pun dengan pengolahan yang lebih kompleks dengan
penambahan bahan-bahan alam lainnya. Misalnya pembuatan tumbang (makanan
tradisional minang, pengolahan ubi dengan merebus dan ditumbuh lalu dicampurkan
dengan kelapa parut). Tumbang yang masih baik akan berwarna ungu bercampur
putih, sedangkan jika menjadi kadaluarsa ia akan berubah warna menjadi maron
dan merah, unik. Sedangkan jika kita
mencuci piring bekas tempatnya maka kita dapat melihat perubahan warna
sisa-sisa ubi yang semula berwarna ungu tersebut berubah menjadi kebiruan. Waw
keren ya!
Lalu apa hubungannya dengan indikator keasaman (pH)? Praduga
ku saat menemukan fenomena tersebut bahwa umbi tumbuhan yang berdaun ungu ini
adalah salah satu jenis tumbuhan yang disebutkan sebelumnya. Hal ini
disimpulkan karena pada umumnya bakteri pada makan yang basi/ menyebabkan
makanan basi menghasilkan zat yang bersifat asam, jika bakteri tersebut
berkembangbiak dan kemudian menjadi banyak maka tingkat keasaamannya juga akan
tinggi sehingga ia dapat mengubah warna putih kelapa pada ubi menjadi merah ,
sedangkan sabun cuci diketahui memiliki sifat basa sehingga saat mencuci piring
ia akan mengubah warna air yang terlarut ubi menjadi kebiruan. Pasalnya juga saat
kita mengunakan kertas lakmus di laborarium zat-zat yang bersifat asam akan
mengubah kertas tersebut menjadi warna merah, orange hingga kuning sedangkan
yang bersifat basa akan mengubah warna kertas menjadi hijau,biru hingga ungu.
“tumbang ubi ungu”
“tumbang basi”
Nah berdasarkan dari itu timbul pertanyaan, benar nggak sih
ubi ungu tersebut dapat menjadi indicator asam basa, atau emang Cuma kebetulan?
Maka dari itu aku menlakukan percobaan kecil berikut.
Tujuan pelaksaan
1.
Menjawab rasa penasaran (???)
2.
Mengisi waktu ^^
Metode
1.
Siapkan larutan ubi ungu pekat yang dibuat
dengan mencampurkan rebusan ubi ungu dan airnya dengan air.
2.
Siapkan 3 wadah berisi 3 sendok air dengan
tingkat keasaman berbeda
-
Air + sabun cuci piring cair (basa)
-
Air tidak ada tambahan (netral)
-
Air + potongan asam kandis (asam)
3.
Tambahkan setiap wadah dengan tiga sendok
larutan pekat (larutan 1)
Hasil dan pembahasan
Marvelous! Hasilnya menakjubkan

Air dalam wadah basa berubah menjadi ungu cerah, air dalam
wadah asam berubah menjadi merah.
Jadi perubahan warna yang terjadi pada makanan tumbang yang
sebelumnya kurang jelas emang akibat dari perbedaan keasamannya, buka pengaruh
penambahan bahan-bahan lain yang ada pada makan tumbang tadi, bakteri yang
mengubah tumbang menjadi basi dab berwarna merah dapat dikatakan bersifat asam,
jadi kita harus berhati-hati loh saatmelihat makanan kita menjadi berubah warna
terutama jika ia dari tumbuhan dan mungkin juga termasuk salah satu indicator
asam basa. Nah kan nggak lucu ya kalo ntar kita dah “melihat” bakteri, masih
memakan mereka.
Kesimpulan
Ubi ungu yang kudapatkan dari kebun ibu dapat menjadi salah
satu indicator asam basa (pH)
Pertanyaan untuk
penelitian lebih lanjut, he…
1.
Kira-kira neh. Kalo ubi ungu ditanam pada tanah
yang kandungan asam basa yang berbaeda-beda, ntar warna umbinya juga bervariasi
nggak sih?
2.
Nah buat pencinta kuliner nih, mungkin juga mereka
bisa bikin ubi rebus jadi bergardasi, tinggal nambahi zat yang besifat asam
atau basa pada bagian-bagian yang diinginkan, lucu juga kali kalo bias bikin
“rebus ubi batik” sekalian. ???
3.
Sekarang kita berimajinasi. Seandainya tubuh
manusia transparan apakah warna-warni ini akan terlihat pada saluran pencernaan
kala mereka makan ubi ini? Pertama akan terlihat warna ungu saat mereka
memegang ubi ungu, terus saat masuk kedalam mulut terlihatlah siluet-siluet
berwarna kebiruan karena air ludah kita membuat suasana rongga mulut menjadi
bersifat basa, lalu saat perjalanan memasuki lambung mulai lah tampak sedikit
sedikit perubahan warna menjadi merah dan semakin merah, karena HCL yang ada
dilambung bersifat sangat asam, setelah 2 jaman berselang makanan tadi berangsur
memasuki usus dan menjadi kehijauan karea pewarna empedu dan kemudian akan
berangsur-anggsur menjadi kuning saat proses kimiawi di usus terus berlanjut.
Waw… kalo beneran ya? Subhanallah. Sang Maha pencipta emang cool.
4.
Apakah jika bakteri terkena zat warna ubi ungu
ini bias dilihat dibawah mikroskop? Wah kalo bisa bisa gantiin pewarnaan gram…
1 komentar:
kalo abu rokok (basa) dikasih cairan ini warnanya akan berubah menjadi hijau loh!
Posting Komentar