welcome to bala-bala blog....

Assalamua'laikum please enjoy the text... ^^ Bismillahirrahmanirrahim, In the name of Allah who is most gracious and most merciful

Jumat, 22 Juni 2012

Jurnal: Ubi Ungu, Indikator Asam Basa (pH)


Pendahuluan
Latar belakang
Semasa sekolah dulu, pada mata pelajaran kimia pernah aku membaca bahwa keasaman suatu zat dapat diukur dengan indikator asam basa, untuk kapasitas laboratorium kita dapat menjumpai alat bernama pH meter (system digital, hasil yang muncul berupa angka-angka) atau pun juga kertas lakmus (warna yang terbentuk pada kertas dicocokan dengan pedoman yang sudah tertera pada kotak penyimpanan kertas tersebut), namun kedua alat tersebut memiliki harga yang cukup mahal, sementara untuk pengukuran yang bersifat sederhana (jika kita hanya ingin mengetahui zat tersebut berada pada kondisi asam atau basa saja tanpa memperhitungkan nilainya) kita dapat menggunakan beberapa tumbuhan yang dapat dijadikan indicator.
Ubi jalar ungu/ ubi ungu (purple sweet potato)merupakan salah satu jenis tamanan yang sering diolah menjadi panganan tradisional, baik itu direbus goreng, bakar atau pun dengan pengolahan yang lebih kompleks dengan penambahan bahan-bahan alam lainnya. Misalnya pembuatan tumbang (makanan tradisional minang, pengolahan ubi dengan merebus dan ditumbuh lalu dicampurkan dengan kelapa parut). Tumbang yang masih baik akan berwarna ungu bercampur putih, sedangkan jika menjadi kadaluarsa ia akan berubah warna menjadi maron dan  merah, unik. Sedangkan jika kita mencuci piring bekas tempatnya maka kita dapat melihat perubahan warna sisa-sisa ubi yang semula berwarna ungu tersebut berubah menjadi kebiruan. Waw keren ya!
Lalu apa hubungannya dengan indikator keasaman (pH)? Praduga ku saat menemukan fenomena tersebut bahwa umbi tumbuhan yang berdaun ungu ini adalah salah satu jenis tumbuhan yang disebutkan sebelumnya. Hal ini disimpulkan karena pada umumnya bakteri pada makan yang basi/ menyebabkan makanan basi menghasilkan zat yang bersifat asam, jika bakteri tersebut berkembangbiak dan kemudian menjadi banyak maka tingkat keasaamannya juga akan tinggi sehingga ia dapat mengubah warna putih kelapa pada ubi menjadi merah , sedangkan sabun cuci diketahui memiliki sifat basa sehingga saat mencuci piring ia akan mengubah warna air yang terlarut ubi menjadi kebiruan. Pasalnya juga saat kita mengunakan kertas lakmus di laborarium zat-zat yang bersifat asam akan mengubah kertas tersebut menjadi warna merah, orange hingga kuning sedangkan yang bersifat basa akan mengubah warna kertas menjadi hijau,biru hingga ungu.












“tumbang ubi ungu”















“tumbang basi”

Nah berdasarkan dari itu timbul pertanyaan, benar nggak sih ubi ungu tersebut dapat menjadi indicator asam basa, atau emang Cuma kebetulan? Maka dari itu aku menlakukan percobaan kecil berikut.

Tujuan pelaksaan
1.       Menjawab rasa penasaran (???)
2.       Mengisi waktu ^^

Metode
1.       Siapkan larutan ubi ungu pekat yang dibuat dengan mencampurkan rebusan ubi ungu dan airnya dengan air.
2.       Siapkan 3 wadah berisi 3 sendok air dengan tingkat keasaman berbeda
-          Air + sabun cuci piring cair (basa)
-          Air tidak ada tambahan (netral)
-          Air + potongan asam kandis (asam)
3.       Tambahkan setiap wadah dengan tiga sendok larutan pekat (larutan 1)

Hasil dan pembahasan
Marvelous! Hasilnya menakjubkan




















Air dalam wadah basa berubah menjadi ungu cerah, air dalam wadah asam berubah menjadi merah.
Jadi perubahan warna yang terjadi pada makanan tumbang yang sebelumnya kurang jelas emang akibat dari perbedaan keasamannya, buka pengaruh penambahan bahan-bahan lain yang ada pada makan tumbang tadi, bakteri yang mengubah tumbang menjadi basi dab berwarna merah dapat dikatakan bersifat asam, jadi kita harus berhati-hati loh saatmelihat makanan kita menjadi berubah warna terutama jika ia dari tumbuhan dan mungkin juga termasuk salah satu indicator asam basa. Nah kan nggak lucu ya kalo ntar kita dah “melihat” bakteri, masih memakan mereka.
Kesimpulan
Ubi ungu yang kudapatkan dari kebun ibu dapat menjadi salah satu indicator asam basa (pH)

Pertanyaan untuk penelitian lebih lanjut, he…
1.       Kira-kira neh. Kalo ubi ungu ditanam pada tanah yang kandungan asam basa yang berbaeda-beda, ntar warna umbinya juga bervariasi nggak sih?
2.       Nah buat pencinta kuliner nih, mungkin juga mereka bisa bikin ubi rebus jadi bergardasi, tinggal nambahi zat yang besifat asam atau basa pada bagian-bagian yang diinginkan, lucu juga kali kalo bias bikin “rebus ubi batik” sekalian. ???
3.       Sekarang kita berimajinasi. Seandainya tubuh manusia transparan apakah warna-warni ini akan terlihat pada saluran pencernaan kala mereka makan ubi ini? Pertama akan terlihat warna ungu saat mereka memegang ubi ungu, terus saat masuk kedalam mulut terlihatlah siluet-siluet berwarna kebiruan karena air ludah kita membuat suasana rongga mulut menjadi bersifat basa, lalu saat perjalanan memasuki lambung mulai lah tampak sedikit sedikit perubahan warna menjadi merah dan semakin merah, karena HCL yang ada dilambung bersifat sangat asam, setelah 2 jaman berselang makanan tadi berangsur memasuki usus dan menjadi kehijauan karea pewarna empedu dan kemudian akan berangsur-anggsur menjadi kuning saat proses kimiawi di usus terus berlanjut. Waw… kalo beneran ya? Subhanallah. Sang Maha pencipta emang cool.
4.       Apakah jika bakteri terkena zat warna ubi ungu ini bias dilihat dibawah mikroskop? Wah kalo bisa bisa gantiin pewarnaan gram…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kalo abu rokok (basa) dikasih cairan ini warnanya akan berubah menjadi hijau loh!