“AKU
RINDU”
(alm. Ust.
Rahmat Abdullah-Allah
Yarham)
Aku Rindu Zaman
Ketika Halaqah adalah Kenikmatan, Bukan Sekedar Sambilan Apalagi
Hiburan
Aku Rindu Zaman
Ketika Membina adalah Kewajiban, Bukan Pilihan Apalagi Beban dan
Paksaan
Aku Rindu Zaman
Ketika Dauroh Menjadi Kebiasaan, Bukan Sekedar Pelengkap Pengisi
Program yang Dipaksakan
Aku Rindu Zaman
Ketika Tsiqoh Menjadi Kekuatan, Bukan Keraguan Apalagi
Kecurigaan
Aku Rindu Zaman
Ketika Tarbiyah adalah Pengorbanan, Bukan Tuntutan, Hujatan dan
Objekan
Aku Rindu Zaman
Ketika Nasehat Menjadi Kesenangan, Bukan Su’udzhon atau
Menjatuhkan
Aku Rindu Zaman
Ketika Kita Semua Memberikan Segalanya Untuk Dakwah Ini
Aku Rindu Zaman
Ketika Nasyid Ghuraba Menjadi Lagu Keseharian
Aku Rindu Zaman
Ketika Hadir Liqo adalah Kerinduan dan Terlambat adalah
Kelalaian
Aku Rindu Zaman
Ketika Malam Gerimis Pergi ke Puncak Mengisi Dauroh dengan Ongkos
Terbatas dan Peta Tak Jelas
Aku Rindu Zaman
Ketika Seoarang Ikhwah Benar-benar Berjalan Kaki 2 jam di Malam Buta
Sepulang Tabligh Dakwah di Desa Sebelah
Aku Rindu Zaman
Ketika Pergi Liqo Selalu Membawa Infaq, Alat Tulis, Buku Catatan dan
Qur’an Terjemah ditambah Sedikit Hafalan
Aku Rindu Zaman
Ketika Binaan Menangis Karena Tak Bisa Hadir di Liqo
Aku Rindu Zaman
Ketika Tengah Malam Pintu Diketuk untuk Mendapat Berita Kumpul di
Subuh Harinya
Aku Rindu Zaman
Ketika Seorang Ikhwah Berangkat Liqo dengan Uang Belanja Esok Hari
untuk Keluarganya
Aku Rindu Zaman
Ketika Seorang Murabbi Sakit dan Harus dirawat, Para Binaan Patungan
Mengumpulkan Dana Apa Adanya
Aku Rindu Zaman Itu
Yaa Rabb…
Jangan Kau Buang Kenikmatan Berdakwah dari Hati Kami
Yaa Rabb…
Karuniakanlah Kepada Kami, Keistiqamahan di Jalan Dakwah
Ini
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar